Harga Pintu Aluminium
Harga Pintu aluminium untuk ukuran standar Rp. 1.700.000.- Hubungi 0813-9968-9351 dengan harga yang relative murah anda sudah mendapatkan pintu dengan kualitas yang baik.
Daftar Harga Pintu Aluminium
NO | TYPE ALUMINIUM | UKURAN | HARGA UKURAN STANDAR |
1 | Pintu Kaca | 80×210 m2 | RP. 1.700.000.- |
2 | Pintu Full Aluminium | 80×210 m2 | Rp. 2.250.000.- |
Harga Aluminium Alexindo Per Batang
NO | TYPE ALUMINIUM | UKURAN | HARGA SATUAN |
1 | Aluminium Alexindo | 4 inch | Rp. 115.000.- |
3 inch | Rp. 90.000.- | ||
2 | Aluminium Dacon | 4 inch | Rp. 90.000.- |
3 inch | Rp. 80.000.- |
Call 0812 9594 3596 Untuk Survey
pintu aluminium alexindo
pintu aluminium geser
pintu aluminium kamar mandi
pintu aluminium minimalis
Call 0812 9594 3596 Untuk Survey
Pintu adalah sebuah bukaan pada dinding atau bidang yang memudahkan sirkulasi antar ruang-ruang yang dilingkupi oleh dinding atau bidang tersebut. Pintu pada dasarnya ditemukan pada bangunan, misalnya rumah, gedung dan ruangan lainnya. Selain itu, pintu juga terdapat pada kendaraan, lemari, dan lain-lain.
Kebanyakan pintu terbuat dari kayu dan berbagai jenis lainnya termasuk terbuat dari aluminium, dalam penggunaan yang terbatas terbuat dari aluminium, besi dan plastic PVC. Pintu kayu terdiri dari beberapa jenis. Yang paling umum adalah pintu yang terbuat dari kayu utuh. Selain itu juga terdapat pintu kayu jenis “Flush”, yang di dalamnya terdapat ruang hampa.[wikipedia]
Flush Door dikenal pula dengan Engineering Door, teknologi ini muncul sebagai subtitusi Pintu Kayu Solid mengingat semakin sulitnya kayu keras dari hutan alam dan semakin meningkatnya kebutuhan akan pintu seiring peningkatan kebutuhan terhadap perumahan.
Saat ini perumahan menengah ke bawah lebih banyak menggunakan jenis pintu Engineering Door, karena harga lebih murah tetapi model dan disain sangat variatif dan menarik. Mengenai kekuatan tergantung dari proses produksinya dan pemilihan bahan.[wikipedia]
Disini saya akan mencoba menerangkan secara singkat membuat pintu sliding dengan bahan yang kita pakai tiang sliding dikarenakan bahan ini harganya lebih tidak mahal di bandingkan bersama dengan pakai bahan tiang pintu polos maupun moher tapi apabila lebih murah lagi dapat di pakai bahan hollow 1×1 1/2 bersama dengan U atau chanel 1/2 baiklah dari pada terlalu banyak pilihan kita langsung saja dengan bahan tiang sliding yang ada
bahan pintu sliding aluminium
Call 0812 9594 3596 Untuk Survey
bahan pintu aluminium
kita anggap tempat yang akan kita pasang pintu sliding adalah 300x 100. seterusnya kita potong tiang sliding nya dengan ukuran 301 cm sebanyak 2 buah kemudian potong lagi dengan ukuran 97 cm (prinsipnya bila lubang pintunya 100 cm kita buat daun pintu slidingnya 107 cm) kemudian itu satukan bahan yang sudah dipotong agar menjadi persegi panjang lalu selanjutnya kemudian kita pasangi spigot untuk penyambungan. Kemudian menjadi kerangka persegi panjang kita lanjutkan dengan memasang rel sliding nya pasang sesuai dengan petunjuk produk yang di gunakan biasanya petunjuk selalu di sertakan dalam kemasan produknya kemudian itu siapkan hollow 1×1 1/2 polos di gunakan untuk depan. kemudian itu kita pasang di lubang yang tersedia kemudian rel nya di pasang di tembok kemudian cobalah pintu di geser bila ada masalah cek secara seksama kemungkinan tembok tempat rel tidak rata bila demikian beri alas rel dengan potongan tripek dan ketebalan yang disesuaikan maksudnya agar pintu bisa digeser secara baik tanpa hambatan kemudian itu posisikan pintu sliding pada posisi tertutup dan dari lubang pintu masukkan lagi 5 mm smpai 1 cm agar tidak terlihat celah lubang kemudian pasang hollow 1×1 1/2 polos sebagai tatapan pintunya. Perlu di ingat untuk kuncinya pasang yang khusus untuk pintu sliding juga dengan handle nya.
Di awal peradaban, sebut saja Mesopotamia, normalitas membanting pintu pas marah tentu belum ada, gara-gara pintu masih berbentuk kulit hewan atau kain.
Pintu berasal dari batu atau perunggu baru muncul dikala martusia terasa mampu membangun gedung-gedung monumental. Di Pompeii ada peninggalan pintu terbuat berasal dari marmer, yang bisa saja besar berasal berasal dari masa pemerintahan Kaisar Agustus di awal abad I. Bahkan sebuah pintu perunggu berukuran 8 x 2,5 m masih terpasang di Gedung Pantheon (tahun 112) di Roma.
The British Museum juga punyai koleksi sebuah pintu kayu berukuran 2,4 x 1,2 m berasal dari Mesir yang udah berusid 3.000 tahun. Jadi, pintu sebetulnya udah menjadi kebutuhan manusia sejak lama. Pintu-pintu purba di Roma atau Yunani menggunakan teknologi engsel yang masih sederhana, yang dipasang di atas dan bawah daun pintu. Barangkali agar mampu menentukan hendak dibuka berasal dari atas, atau berasal dari bawah. Pintu kayu yang populer sampai sekarang, sejak dulu pun udah terkenal di Mesir dan Mesopotamia.
Konstruksinya hampir mirip dengan pintu yang kini kita kenal, terdiri atas balok vertikal dan horizontal sebagai ambangnya. Bahkan terkadang ilengkapi dengan kunci dan engsel. Pintu perunggu tidak hanya bertahan dan berkembang di zaman Romawi dan Yunani, tetapi terus dipakai sampai abad XX. Di Romawi, misalnya, pintu perunggu yang digunakan biasanya berdaun ganda, tetap dengan poros atas-bawah. Model pintu seperti ini ternyata dipertahankan saat kejayaan Kekaisaran Romawi bergeser ke Byzantium. Buktinya bisa dilihat pada pintu Katedral Aya Sophia di Istanbul, salah satu bangunan monumental dalam sejarah peradaban manusia, buatan tahun 537. Teknik cor perunggu itu menyebar ke Eropa, terutama ke Jerman dan Italia Selatan. Salah satunya pintu cor perunggu di Katedral Hildesheim yang dipenuhi relief cerita sejarah
Sedangkan kawasan Eropa Barat Laut baru mulai menggunakan pintu perunggu di abad XVIII. Malah di Amerika Serikat baru tahuri 1863, saat dipasangnya pintu perunggu pertama di Gedung Capitol, Washington D.C. Mengingat mahalnya, mustahil orang kebanyakan mampu membeli pintu perunggu yang demikian. Pada masa Gotik (mulai pertengahan abad XII), yang ciri khasnya berupa bentuk-bentuk runcing tinggi, pintu tersusun dari beberapa balok kayu vertikal yang ditempelkan pada kerangka.
Karena beratnya, pintu Gotik membutuhkan engsel yang besar-besar dari besi tempa, bahkan terkadang untuk memperkuat daya pegangnya engsel dilengkapi lempeng besi yang menjepit pintu sampai setengah lebarnya. Namun khusus untuk pintu ruangan penting, engsel-engsel yang besar ini dipercantik bentuknya meniru gulungan surat kuno. Memasuki zaman Renaissance (1350 – 1650), arsitektur pintu menggunakan papan. Selain lebih ringan, tidak melengkung, pintu papan juga lebih leluasa untuk diberi dekorasi.
Pada abad XVII, Perancis mulai memperkenalkan pintu kaca yang semula adalah perpanjangan jendela hingga ke lantai.
Tak heran bila dalam waktu dekat dari bangsa yang terkenal romantis dan pesolek ini kemudian muncul pintu bercermin.
Di daerah Wild West Amerika, abad XIX adalah masa kejayaan pintu ayun yang tingginya cuma separuh dan dipasang di tengah ketinggian kusen (ingat saja film koboi). Ragam pintu terus berkembang. Ada pintu Belanda – yang terdiri atas bagian atas dan bawah, seperti yang banyak terdapat di daerah pecinan di Indonesia. Di Asia Timur, Cina misalnya, pintu terbuat dari papan utuh di bagian bawah, sedangkan bagian atas menggunakan “teralis” kayu yang ditutup kertas. Serupa dengan di Cina, pintu tradisional Jepang shoji juga menggunakan materi kertas. Pintu geser berangka kayu berdinding kertas itulah yang mengilhami pintu geser modern. Menemani pintu geser, inovasi lain pintu abad XIX dan XX adalah pintu putar, pintu lipat, pintu kanopi dengan poros di atas kerangka, dan pintu gulung (rolling door)